Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Berita Credit Union

Pemberdayaan dalam Komunitas

Pemberdayaan dalam Komunitas

Sejarah Credit Union senyatanya bertumbuh dalam komunitas, dimana anggota saling kenal, percaya, dan mengembangkan kerjasama di antara mereka, untuk keluar dari kesulitan-kesulitan hidup. F.W. Raiffeisen (1818-1888) telah menceritakan kisah itu, yang menjadi cikal bakal lahirnya Credit Union. Credit union lahir di tengah komunitas yang memiliki karakteristik tertentu, punya konteks lokal yang spesifik, pun dengan permasalahan yang riil. Ciri ini membawa Credit Union menjadi gerakan yang berbasis pada komunitas dan kelompok masyarakat dengan intervensi dan desain pelayanan yang khas.

Credit Union Sauan Sibarrung (2006), yang lahir bagi masyarakat di Toraja dan Luwu, Sulawesi Selatan, terus berjuang menempatkan gerakan credit union pada rel komunitas tersebut, sembari terus menyempurnakan strategi dan  pelayanan bagi anggota yang tergabung dalam kelompok-kelompok usaha produktif. Sejak tahun 2009, dengan pembelajaran terus menerus, CU Sauan Sibarrung mengembalikan spirit berkelompok pada anggota dan masyarakat lokal, dengan pendampingan dan layanan produk yang berbasis pada komunitas setempat. Dimulai dengan pendampingan Pelaku Usaha Kecil di pasar-pasar tradisional, CU Sauan Sibarrung kemudian melebarkan pelayanan bagi anggota petani padi, petani jagung, peternak babi, penganyam tikar, penenun kain Toraja, petani sayur, dan ibu-ibu pembuat sari jahe. Pendampingan dalam kelompok dan komunitas ini mampu dengan efektif mengubah perilaku konsumtif anggota, dan membuat mereka berdaya dalam kebersamaan dengan anggota kelompok. Hal ini dikarenakan produk dan pelayanan benar-benar ‘muncul’ dari bawah, dan menjawab kesulitan-kesulitan praksis anggota kelompok. 

Sebagai contoh, kelompok petani padi. Kesulitan hidup dalam jeratan pengijon dan rentenir, benar-benar membuat petani sekedar ‘gali lubang tutup lubang’. Gabah hasil panen dibeli dengan harga yang sangat murah oleh pengijon. Bahkan, kadang mereka harus nambah hutang untuk biaya hidup, sekolah anak-anak, dan modal untuk turun sawah. Kehadiran CU Sauan Sibarrung di Luwu, memberi asa bagi petani padi, bukan hanya dari segi pembiayaan turun sawah, tetapi lebih dari itu, kerjasama antar petani, transfer ilmu, ikut pelatihan pertanian di CU, hingga tanggung renteng sesama anggota kelompok, telah membuat mereka sadar dan bersemangat untuk mengembangkan hidup mereka lewat CU.Dari sisi bisnis internal CU, kelompok usaha produktif ini sebenarnya sangat membantu dari segi besaran kredit beredar dan tingkat kelalaian anggota CU. Dengan pasti kelompok ini akan meningkatkan pinjaman usaha produktif setiap musim tanam, dan mereka, lewat pengurus kelompok, akan setia membayar pinjaman mereka setelah hasil tanam mereka terjual. Maka tidak salah jika kredit lalai kelompok akan sangat rendah, bahkan bisa nihil.

Hingga Agustus 2014, terdapat 111 kelompok petani padi, 20 kelompok petani jagung, 60 kelompok peternak babi, 4 kelompok industri rumah tangga, kelompok petani sayur 1 kelompok dan 36 kelompok pelaku usaha kecil di pasar. Total anggota ada 1.711, yang senyatanya adalah 1.711 keluarga yang tergabung dan didampingi oleh CU Sauan Sibarrung. Angka ini tentu masih tergolong kecil. Ke depan CU Sauan Sibarrung tetap berkomitmen dan konsisten dengan pemberdayaan komunitas dan mengundang lebih banyak pihak yang berkepentingan: pemerintah, gereja, lembaga swadaya lainnya, untuk turut ambil bagian dalam cita-cita luhur ini. 


By. Anthonius Pararak, M.Si - Credit Union Sauan Sibarrung

Share this Post:

Artikel Terkait: