Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Berita Credit Union

20 Tahun Bintang Laut Menerangi Warga Siantan

20 Tahun Bintang Laut Menerangi Warga Siantan

Suatu sore datang seorang ibu ke pastoran Stella Maris. Ia bercerita kepada Pastor Paskalis Soedirdjo,ofm. cap., pastor paroki Stella Maris kala itu tentang kesulitan ekonomi keluarganya. Dengan wajah sedih, ia bercerita bahwa suaminya di PHK, ia sendiri tidak bekerja, sehingga untuk membiayai pendidikan anaknya keluarganya tidak mampu.

Ia berniat meminjam uang ke pastor karena dalam anggapannya pastor mempunyai uang untuk dipinjam. Pastor menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai uang untuk dipinjamkan dan setelah memberikan beberapa alternatif jalan keluar, pastor memberinya sekedar uang untuk pulang.

Beberapa hari berikutnya datang lagi seorang bapak yang minta bantuan pinjaman uang ke pastor juga. Kali ini bukan karena PHK, tapi karena usahanya gagal. Ia mau memulai usaha baru tetapi tidak punya modal.Dalam 3 bulan saya akan kembalikan yang itu, Pastor,ujarnya, seperti ditirukan Pastor Soedirdjo. Lagi-lagi Pastor Soedirdjo hanya bisa memberikan saran, bukan pinjaman uang, karena memang beliau tidak punya uang.

Di lain waktu, datang seorang bapak yang menceritakan kebingungannya karena uang yang didapat sepertinya tidak berbekas, habis untuk hidup sehari-hari. Bapak ini kesulitan uang ketika harus mengirim anaknya kuliah ke luar Pontianak karena tidak punya tabungan.

Padahal penghasilannya cukup besar.Saya heran pastor, kemana ya uang gaji saya?,katanya seperti ditirukan Pastor Soedirdjo kepada saya tahun 2012 lalu di Pastoran Katedral. Saya ketemu beliau dalam rangka pengumpulan data penulisan dokumen sejarah CU Stella Maris.

Kesaksian serupa sering dialami Pastor Soedirdjo. Dalam setahun ada puluhan umat yang demikian. Ia pun berpikir, apa yang bisa Gereja lakukan untuk membantu umat yang kesulitan hidup seperti itu. Beliau lalu sharing dengan sejumlah pengurus dewan paroki. Karena 

kebetulan sebagian pengurus dewan paroki adalah anggota, bahkan ada yang pengurus, di CU Pancur Kasih, maka setelah beberap kali diskusi, disepakatilah untuk mendirikan koperasi credit atau credit union. Kala itu CU Pancur Kasih berkantor di kompleks Persekolahan SMP-SMA Asisi, persis di belakang gereja.

CU Stella Maris didirikan dari rahim gereja. CU ini semula menjadi program kerja Pengurus Dewan Paroki tahun 1995. Karena itulah, nama yang dipakai pun sama dengan nama paroki, Stella Maris. Buka pada hari minggu tetap dipertahankan sejak berdiri hingga kini.

Tempat pelayanan pun meminjam salah satu ruangan di gedung serbaguna. Ada sebagian umat yang tidak setuju dengan kebijakan dewan paroki yang mendirikan CU dan apalagi kantornya di gereja. Namun karena pengurus dewan paroki yakin bahwa CU bisa membantu umat, maka dijalankan terus CU ini. 



Dua tahun awal CU Stella Maris (CUSM) hanya buka pada hari minggu, setelah misa pukul 10.00-12.00 wib. Tidak ada pemisahan antara pengurus dan staf, semuanya kerja bakti keroyokan melayani anggota yang ke CU sepulang misa.

Tahun ketiga pelayanan dibuka hari Sabtu malam, setelah misa sore pukul 18.00 dan hari minggu. Tahun berikutnya pelayanan dibuka tiga hari dalam seminggu. Pengelolaannya masih sama: pengurus dan manajemen masih kerja keroyokan. Mulai dari pelayanan simpan pinjam, pendidikan, kredit, dan sebagainya.

Tahun-tahun berikutnya, karena anggota makin banyak, barulah dibuka setiap hari dengan manajemen standar CU. Antara pengurus, pengawas dan pegawai kerjanya dipisahkan; mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.  

Meski terseok-seok pada sepuluh tahun awal, mulai tahun 2000 perkembangannya bisa dikatakan cukup pesat. Sesuai tuntutan standat CU universal yang terbuka untuk umum, maka CUSM pun membuka anggota dari semua agama. Makanya dulu orang heran, kok hari minggu banyak orang berkerudung, bersongkok, datang ke gereja. Disangka ada apa-apa, rupanya mereka adalah anggota CUSM.

Tahun 2011 CUSM pindah kantor ke sebuah ruko berlantai empat, sekitar 100 meter dari gereja. Dampak kantor baru ini cukup signifikan dalam perkembangan CUSM. Anggota lebih yakin bahwa CUSM mampu mengelola uang anggota yang berjumlah puluhan miliar. Pengurus, pengawas dan pegawai pun lebih tertantang untuk bekerja maksimal memenuhi tuntutan anggota.

Saya sendiri menjadi Ketua Pengawas CUSM periode 2011-2013. Saya ingat, kami, Pengurus, Pengawas dan Manajemen, berusaha seketat mungkin memenuhi standar keuangan CU yang sehat/ideal. Ketika saya menjadi sekretaris pengurus periode 2014-2016 kami tetap berkomitmen untuk mencapai struktur/standar keuangan CU yang ideal. Bimbingan dan bantuan dari Puskopdit BKCU Kalimantan sebagai sekunder kami, sangat membantu dalam perjalanan perkembangan CUSM

Meski belum tercapai semua komponen struktur keuangan CU yang sehat, pelan tapi pasti usaha itu menunjukkan hasil yang nyata. Pertumbuhan asset dan anggota selalu positif.

Per 31 Desember 2014 asetnya mencapai Rp.68,5 miliar dengan 6.500 anggota. Kredit lalai per 31 Desember 2013 berjumlah 12,5%; per 31 Desember 2014 tinggal 6,5%. Dalam tahun buku 2015 ini target kami kredit lalai bias ideal, yakni 5% saja. Nilai pada indicator PEARLS per 31 Desember 2014 mencapai 65, yang masuk kategori CU Sehat.

Kami, pengurus, pengawas, manajemen dan anggota, berkomitmen terus menjaga CUSM dan terus mengembangkannya.

Menandai HUT ke 20, 12 Februari 2015, kami membuka tempat pelayanan baru di Jalan Wonobaru, Kotabaru Pontianak. Kami membuka pelayanan di sini karena ternyata sudah banyak anggota yang berada di wilayah Kotabaru, Sungai Raya, Jerujur, Jalan Gajahmada, dan sekitarnya.

Selamat ulang tahun CU Stella Maris yang ke-20. Semoga seperti namanya, stella maris, yang berarti bintang laut; semoga bintang ini terus menyinari warga Siantan khususnya dan Kalimantan Barat umumnya menuju perjalanan ke hidup yang lebih sejahtera***

Share this Post:

Artikel Terkait: