Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Pembelajaran Credit Union

CU Bonaventura: Menuai Tuah dari Hidup Berkomunitas

CU Bonaventura: Menuai Tuah dari Hidup Berkomunitas

Pemberdayaan merupakan kebutuhan untuk keberlanjutan CU Primer, sehingga CU Primer wajib memprogramkan aktivitas pemberdayaan dalam dokumen SP dan BP. PUSKOPCUINA wajib untuk memastikan kegiatan pemberdayaan tersebut dilaksanakan oleh CU Primer. Oleh karena itu PUSKOPCUINA melalui Bidang Pemberdayaan  melakukan kegiatan monitoring dan Bimtek Pemberdayaan yang tujuannya memastikan kegiatan pemberdayaan di CU Primer berjalan dengan baik.

Pada tanggal 25 s.d. 27 April 2022, Tim PUSKOPCUINA melakukan monitoring aktivitas pemberdayaan di CU Bonaventura. Pada RAT PUSKOPCUINA TB 2021 CU Bonaventura meraih peringkat ketiga PUSKOPCUINA Award untuk kategori Pemberdayaan terbaik. Tim PUSKOPCUINA terdiri dari Serapina Serapin (WICU), Sumbogo (Manajer Pemberdayaan), Fransiska (Staf BDS), dan Bertinus (Staf Diklat).

Kebun Jagung usia 23 hari setelah pemupukan pertama (foto: Bidang Dikdaya CU Bonaventura)

Berdasarkan data dari Bidang Diklat dan Pemberdayaan CU Bonaventura, per Maret 2022 CU Bonaventura memiliki 103 kelompok binaan dengan 899 orang yang tergabung dalam kelompok yang tersebar di tiga kabupaten/kota Singbebas (Singkawang, Bengkawang dan Sambas). 

Tim PUSKOPCUINA diajak untuk mengunjungi dan belajar dari beberapa kelompok binaan yang cukup aktif dan berperan penting dalam pemberdayaan komunitas di CU Bonaventura. Dalam kegiatan monitoring ini terdapat 5 kelompok komunitas yang dikunjungi yang tersebar di empat wilayah tempat pelayanan. Aktivis CU Bonaventura yang mengantar adalah Dalmasius Iriyandi (Wakil Ketua Pengurus), Joni Harianto (Pengurus), Chr. Nur Widyono(General Manager), Manajer TP dan Manajemen Bidang Diklat dan Pemberdayaan CU Bonaventura.

Kunjungan pertama ke Komunitas Padagi. Yaitu komunitas dampingan TP Samalantan yang terletak di dusun Sake, Desa Tumiang, kecamatan Samalantan. Komunitas ini beranggotakan 7 orang, dengan jenis usaha berkebun jagung diatas tanah seluas seperempat hektar dengan bibit sebanyak 6 gantang dan dapat menghasilkan 4 ton dalam sekali panen.

Kunjungan kedua ke komunitas Seberkat TP Sambas di Tebuah kecamatan Subah sambas. Jenis usahanya adalah tambak ikan baung. Ternak ikan baung yang cukup unik langka karena harga dan bibitnya susah didapatkan namun sangat menjanjikan karena ikan baung sangat diminati karena daging ikannya sangat nikmat.

Danau lokasi tambak ikan baung komunitas Seberkat (foto: Bidang Dikdaya CU Bonaventura)

Kunjungan ketiga ke Komunitas Tuah Puan TP Ledo. Kelompok Tuah Puan ini , berdiri pada tanggal 21 Januari tahun 2020, dengan jumlah anggota sebanyak 8 orang. Jenis usaha komunitas adalah jagung hybrida dan kacang tanah. Hasil jagung sempat turun hanya 51.000/org oleh karena jagung dilanda penyakit kutu loncat dan bulai. Panen, 54 karung. Sampai bulan April 2022, komunitas Tuah Puan, sudah melakukan panen sebanyak 6 kali.

Kunjungan keempat ke komunitas Manso Tuah TP Ledo yang beranggotakan 7 orang ibu. Komunitas inin terbentuk tahun 2019 dengan usaha awal bertanam jagung dan kacang tanah.  Karena kesibukan dan kurangnya tenaga komunitas beralih ke usaha goreng kerupuk macaroni, setiap malam minggu anggota kelompok berkumpul untuk menggoreng kerupuk yang dititip diwarung sekitar, dan pada hari Minggu melakukan kegiatan Bersama menganyam piring lidi sawit, memasak sayur-sayuran untuk di jual. Kesepakatan dan komitmen komunitas untuk memasak dan menganyam piring karena lebih menguntungkan

Kunjungan kelima dan terakhir di komunitas Anggrek Melati TP Nyarumkop di Lipam. Komunitas ini adalah gabungan dari komunitas anggrek dan komunitas melati yang melebur menjadi 1 komunitas Anggrek Melati yang beranggotakan 5 orang ibu-ibu cantik dengan jenis usaha panganan dari ubi dan jahe yaitu keripik ubi, pethol, jahe bubuk dan tengteng jahe. Usaha komunitas sangat laris manis sehingga anggota cukup kewalahan untuk memenuhi pesanan terutama pesanan pada saat hari raya.

Dalam kunjungan ini adakan diskusi santai di setiap rumah ketua kelompok. Diskusi dipimpin oleh Niko Manajer Bidang Dikdaya CU Bonaventura. Hal-hal yang dibicarakan tentang pemaparan dasar pembentukan komunitas, administrasi komunitas serta sharing kendala-kendala yang dialami komunitas dalam menjalankan usaha bersama. 

Komunitas Tuah Puan sedang merawat kacang tanah (foto: Bidang Dikdaya CU Bonaventura)
Alat dan bahan sederhana yang menghasilkan cemilan nikmat foto: Bidang Dikdaya CU Bonaventura) 

Kendala terbesar dalam hidup berkomunitas yang dirasa anggota adalah kurangnya waktu atau anggota lebih memilih mengolah usaha sendiri. Berdasarkan hasil diskusi dengan komunitas Padagi, pada awal pembentukkan komunitas anggota kelompok berjumlah 15 orang, namun pada saat kunjungan tim Puskopcuina, anggota komunitas tinggal 7 orang saja yang bertahan dengan prinsip yang menguatkan anggota yaitu kebersamaan dan gotong royong. Komunitas Tuah Puan Manso Tuah, dan Anggrek Melati juga demikian.

Dari kunjungan ke lima komunitas pemberdaay CU Bonaventura tersebut dapat diambil pembelajaran bahwa hidup berkomunitas tidaklah mudah. Tetapi dengan tingginya arti dan nilai kebersamaan dan gotong royong yang membuat komunitas tetap bertahan yang pada akhirnya tuah (rejeki) pun dapat dituai bersama. "Berkat berkeloompok ini banyak hal positif baik materi maupun non materi yang kami dapatkan,"ujar salah seorang anggota kelompok.***

 

Fransiska, Staf BDS

Share this Post:
Ditulis oleh Beni Runtunuwu
Staf Bidang Organisasi PUSKOPCUINA yang membidangi Standarisasi & Branding

Artikel Terkait: