Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Berita PUSKOPCUINA

Lokakarya Pemberdayaan : Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Anggota dan Solusi untuk Peningkatan Usaha Anggota CU

Lokakarya Pemberdayaan : Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Anggota dan Solusi untuk Peningkatan Usaha Anggota CU

Sejak Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2013 di Surabaya, PUSKOPCUINA bersama anggotanya telah sepakat untuk mengembangkan CU berbasis pemberdayaan anggota. Setiap CU Primer anggota PUSKOPCUINA dituntut berproses  dan berjuang menjadi CU  yang menggerakan pemberdayaan. Pemberdayaan anggota dapat dilakukan terhadap individu dan kelompok atau komunitas. 

Kekuatan pemberdayaan terletak dalam gerakan pendidikan dan pelatihan agar anggota mampu merubah pola pikir dan mencapai tujuan hidupnya. CU Primer anggota PUSKOPCUINA wajib menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang  bermutu, kreatif dan  menarik, sehingga mampu memberdayakan anggota. Model pemberdayaan harus memiliki ciri-ciri  inovasi,  terdapat “rekayasa” (positif) untuk pemberdayaan,  dan  terdapat “intervensi” berupa peningkatan kapasitas anggota dalam proses “menjadi.” CU Primer dituntut berkomitmen melaksanakan pendidikan kewirausahaan bagi para anggotanya.  

Pendidikan merupakan jantung CU, kredit adalah nafas CU, dan pemberdayaan merupakan darah bagi CU. Selayaknya manusia, untuk tetap sehat dan bisa bertahan hidup, maka jantung, nafas, dan darah harus berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pula CU, jika ingin berkualitas dan berkelanjutan, maka pendidikan, kredit dan pemberdayaan harus berjalan dengan baik, semua harus jalan bersama-sama, ujar Marselus Sunardi, S.Pd. selaku Ketua Pengurus PUSKOPCUINA saat pembukaan Lokakarya Pemberdayaan yang dilaksanakan tanggal 21 s.d. 23 Maret 2022 secara daring. Ini merupakan lokakarya pemberdayaan yang ke-6 kalinya sejak dibuat pertama kalinya tahun 2014. 

Marselus Sunardi mengingatkan agar CU Primer selalu membuat kegiatan pemberdayaan dalam program kerja tahunannya. Mngkin ada CU Primer yang tidak menuliskannya tetapi melakukan kegiatan pemberdayaan, tetapi yang benar adalah membuat program kerja pemberdayaan secara tertulis, tambahnya. 
 

Lokakarya Pemberdayaan kali ini difasilitasi oleh Anton Sera’ Sima, SIP, Wakil Ketua Pengurus PUSKOPCUINA. Anton Sera’ Sima memaparkan bahwa anggota PUSKOPCUINA wajib menjalankan pemberdayaan kepada anggota. Jangan hanya sibuk berkutat terus menerus dengan konsep dan model pemberdayaan, tetapi tidak melakukannya. PUSKOPCUINA sudah berkomitmen, jika anggota tidak mengembangkan pemberdayaan kepada anggota, maka status keanggotaannya bisa diturunkan menjadi anggota luar biasa, ujarnya. Mungkin ada CU yang bisa berkembang dan bertahan tanpa melakukan pemberdayaan anggota, namun ini bukan CU ciri khas anggota PUSKOPCUINA. Kekhasan PUSKOPCUINA adalah penggalakan pemberdayaan, khususnya membentuk kelompok binaan dan komunitas, tambah Anton Sera’ Sima.

Kesulitan pembentukan kelompok di daerah pelayanan kami karena anggota-anggota sudah banyak bergabung dalam kelompok-kelompok binaan yang dibentuk pemerintah, ujar Rm. Willy – Ketua CU Gerbang Kasih, Ende. Anggota merasakan model pemberdayaan yang dibuat oleh CU memang untuk membangun kehidupan mereka, tidak sekedar hanya menyediakan dana semata tetapi juga mengubah cara pikir, tambah Romo Willy.

Lokakarya ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pemberdayaan di gerakan PUSKOPCUINA, mendalami peran CU dalam melakukan pemberdayaan kepada anggota, dan memperdalam makna pemberdayaan anggota agar ada persepsi yang sama untuk seluruh gerakan PUSKOPCUINA. 

Berdasarkan data per 31 Desember 2021 dari 45 anggota PUSKOPCUINA: 36 (80%) CU memiliki kelompok binaan, dengan jumlah 1.732 kelompok binaan; 34 (75,56%) CU memiliki komunitas/kombas, dengan jumlah 247 komunitas; 23 (51,11%) CU memiliki aktivis untuk pemberdayaan, 173 orang staf pemberdayaan, 158 kali Diklat pemberdayaan, 389 orang fasilitator pemberdayaan, 215 orang mentor, dan 15.830 orang anggota kelompok binaan. Tentu angka-angka ini belum memenuhi harapan. 

PUSKOPCUINA sejak tahun 2014 s.d. sekarang selalu mengangkat isu strategis terkait pemberdayaan anggota melalui komunitas dan kelompok usahan binaan. Setiap kegiatan PUSKOPCUINA, seperti RAT, PUSKOPCUINA Forum, dan kegiatan lainnya, selalu ada isu tentang pemberdayaan. Bahkan untuk memastikan hal ini terlaksana, dalam strktur manajemen PUSKOPCUINA sejak tahun 2015 sudah ada bidang yang mengurus pemberdayaan, dan mulai Maret 2022 ini namanya menjadi bidang pemberdayaan.

PUSKOPCUINA juga setiap tahun mengadakan kegiatan Bimtek Pemberdayaan dan monitoring Pemberdayaan. Untuk pemasaran hasil usaha anggota CU, PUSKOPCUINA sudah membuat marketplace yang sebut sMartCU yang dapat diakses melalui www.smartcu.id. Tentu hal ini semata-mata  untuk meningkatkan kualitas hidup anggota.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan sharing oleh CU Primer, tidak hanya cerita sukses tapi juga kendala yang dihadapi, agar dicari solusi bersama untuk mengatasi tantangan dalam kegiatan pemberdayaan kepada anggota CU.

Pak N. Wahyu Nurcahya, Wakil Ketua Pengurus dan Wiwin, Kepala Bagian Diklat dan Pemberdayaan CU Cindelaras Tumangkar (CUCT) yang berkantor pusat di Yogyakarta memaparkan bahwa kegiatan pemberdayaan di CUCT stagnan tahun ini. Hal ini juga dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 karena kesulitan mengumpulkan anggota, kunjungan  monitoring tidak bisa dilakukan, pendampingan kelompok dan komunitas tidak dapat dimungkinkan.

Rocky, Ketua Pengurus CU Mototabian yang ada di Kotamobagu, Sulut menjelaskan bahwa CU Mototabian tahun-tahun sebelumnya memang belum memiliki tekad dan komitmen yang kuat untuk kegiatan pemberdayaan, sehingga hasil pemberdayaan tidak maskimal. Kami masih fokus menambah anggota dan menurunkan kredit lalai. Belum ada komite dan aktivis yang menangani pemberdayaan, belum ada staf pemberdayaan karena terkait jumlah staf yg sedikit. 

Tahun buku 2022 ini sudah dicanangkan untuk menjadi tahun pemberdayaan bagi CU Mototabian. Sudah dilakukan pertemuan tahun ini untuk memperkuat konsep pemberdayaan. Target tahun ini, minimal ada 4 kelompok binaan. Kami sudah mengubah struktur komite, salah satunya membentuk komite pemberdayaan, ujar Rocky.

Leo dari CU Bererod Gratia, mensharingkan di CU Bererod Gratia jumlah kelompok binaan belum terlalu banyak, sekitar 76 orang jumlah anggotanya. Namun, pencairan pinjaman kepada kelompok ini cukup banyak. Kami tidak menerapkan sistem tanggung renteng. Anggota kami di Jakarta tidak memiliki lahan yang luas, sehingga kelompok menerapkan sistem hidroponik untuk yang bertanam sayuran dan juga buat kolam menggunakan terpal untuk kelompok lele. Ada juga kelompok baju bekas, baju yang tidak layak ekspor. Mereka menjual baju secara berkelompok, sehingga menjadi daya tarik bagi konsumen. 

Agus Rahman, Ketua CU Muare Pesisir di Kakap, mengingatkan bahwa gerakan CU perlu membuat branding produknya agar dikenal oleh calon konsumen. Perlu mencari strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produk anggota.

Tentu dalam prakteknya, banyak kendala yang dihadapi untuk kegiatan pemberdayaan ini. Misalnya terbatasnya tenaga staf pemberdayaan dan susahnya mengumpulkan anggota, baik secara offline maupun online. Pola pikir anggota masih ketergantungan dengan adanya bantuan dari lembaga sosial dan pemerintah, sehingga menyulitkan aktivis untuk membinanya. Anggota lebih memilih usaha sendiri daripada berkelompok, kerja sama anggota kelompok belum maksimal, masih ada anggota yang belum konsisten dengan aturan-aturan yang telah di sepakati oleh kelompok, belum maksimal kerja sama  dengan pihak eksternal dalam hal pemberdayaan, pendampingan usaha yang belum bisa diterapkan maksimal ke tiap anggota, usaha individu anggota yang cenderung seragam, inovasi usaha yang masih sulit diterapkan dan belum cukup bersaing dari segi kualitas dan penampilan produk, pemasaran produk yang masih terbatas, dan lain sebagainya.

Untuk menggerakkan pemberdayaan, perlu melibatkan banyak pihak, mulai dari komite pemberdayaan, staf pemberdayaan, pengurus komunitas dan kelompol binaan, dan pendamping komunitas/kelompok binaan.

CU seharusnya memiliki tenaga aktivis atau volunteer yang bersedia memberikan waktu dan tenaganya untuk mendampingi kelompok binaan. Aktivis ini penting keberadaannya di CU sehingga CU semestinya melembagakan kehadiran aktivis di CU Primer. Aktivis membantu pengurus dan staf dalam melakukan sosialiasi, promosi dan edukasi, menjadi pengerak di kelompok binaan dan komunitas, membantu staf merekrut anggota baru, dan dapat membantu penagihan.

CU Primer juga harus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pihak pemerintah dalam hal ini bisa Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan lain sebagainya. Kerjasama lebih pada aspek teknis. Misalnya pelatihan kepada kelompok binaan sesuai jenis usahanya. Kerjasama juga perlu dibangun dengan pihak non pemerintah, seperti LSM, mitra perbankan dari CU dan lain sebagainya.

Semoga pemberdayaan kepada anggota semakin berkualitas dan mampu menghantarkan anggota mencapai hidup yang berkualitas.

Salam Solusi…Cerdas…Terpercaya

Erowin

Share this Post:
Ditulis oleh Erowin
General Manager PUSKOPCUINA

Artikel Terkait: