Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

artikel

Smart Spending di Usia Dini

Share:
Smart Spending di Usia Dini

Smart Spending di Usia Dini

Galuh Asti Wulandari-Ketua Pengawas CUCT

 

Ketrampilan mengelola keuangan menjadi suatu hal yang sangat perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Ini merupakan salah satu life skill yang sungguh penting bagi kehidupan anak di masa kini dan terutama untuk masa depannya. Jangan sampai kita terlambat mengajarkannya pada saat usia dini, yang bisa berakibat buruk bagi kebiasaan anak saat dia tumbuh menjadi remaja dan dewasa. 

Salah satu dari pengelolaan keuangan yang penting untuk anak selain kemampuan membedakan keinginan dan kebutuhan, kebiasaan menabung, dan pengenalan social value (sedekah/donasi) adalah smart spending

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan smart spending bagi anak? Pada prinsipnya , mengajarkan smart spending berarti mengajarkan kepada anak tentang penggunaan uang dengan lebih cermat dan bertanggung jawab. 

Pada pengalaman pribadi, saya tidak pernah mengajarkan kepada anak dengan metode ceramah, tetapi lebih pada memberi contoh bagaimana saya membelanjakan uang. Semisal saya menuliskan daftar belanjaan dan mengikutinya pada saat saya belanja bulanan bersama suami dan anak. Smart spending juga dia pelajari saat kami sekeluarga jajan atau makan bersama di luar rumah. Ada semacam plafon / batas tertinggi virtual yang biasanya kami terapkan. Namun tentu saja ada saat-saat tertentu yang kami sesuaikan, misalnya pada waktu merayakan ulang tahun, ucapan syukur, atau merayakan pencapaian prestasi.

Adanya plafon virtual ini membuat dia bisa meminta uang tanpa berlebihan pada saat dia ingin jajan. Jika diberi uang jajan lebih, pasti ada kembalian yang dia serahkan. Ada contoh konkrit; saat dia ingin jajan seblak sendirian tanpa saya di kedai milik ibu teman mainnya. Seperti yang kita tahu warung seblak prasmanan bisa membuat kita boros karena kita bebas mengambil ini itu. Dan pada saat kita membayar, dalam benak kita akan muncul “Ternyata kok banyak ya habisnya..kok mahal ya jadinya..” 

Namun karena anak saya sudah menerapkan smart spending, dia jajan dengan mindfulness. Dia ambil seblak sambil ‘mencongak’ sudah seharga berapa dan dia pun masih bisa memesan minuman dingin kesukaannya tanpa harus membayar lebih dari uang yang dia minta dari saya. 

Ada lagi lain peristiwa yang membuat saya terharu. Sewaktu dia ingin memodifikasi sepedanya sedangkan ‘celengan’ nya kosong. Apa yang dia lakukan ? 

Dia membersihkan PlayStation (yang dulu dia beli dengan dana pribadinya) lalu dia minta saya menemaninya ke toko untuk menjual PS tersebut . Dia juga rajin membeli mainan rakitan, kemudian merakitnya lalu dia jual ke teman-temannya. 

Dia sungguh tahu keinginannya untuk memodifikasi sepeda perlu dhuit yang tidak sedikit. Alih-alih meminta pada orang tuanya, dia memilih untuk earn money by himself.

Di usia 11 tahun ini, rupanya anak saya sudah mengenali cara mencari uang, mengelola dan menggunakannya dengan bijak. Sungguh bekal yang baik untuk masa depannya. 

Siapa dia? Dia adalah salah satu anggota anak CUCT kantor cabang Kotabaru.

Artikel Terkait: