Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Kegiatan

Berdayakan Anggota, CU Kridha Rahardja Adakan Lokakarya Optimalisasi Peliharaan Tanaman Dan Hewan Dengan Pendekatan ABCD

Share:
Berdayakan Anggota, CU Kridha Rahardja Adakan Lokakarya Optimalisasi Peliharaan Tanaman Dan Hewan Dengan Pendekatan ABCD

Credit Union (CU) Kridha Rahardja mengadakan Lokakarya optimalisasi aset peliharaan tanaman dan hewan dengan pendekatan ABCD atau Aset Based Community Development di Dukuh Panggil, Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten pada Jumat – Sabtu (14-15/3/2025).

Lokakarya ini diikuti 48 peserta dari Pengurus, Komite, Manajemen, dan perwakilan Komunitas Teritori (Komter). Sedang bertindak sebagai Mentor adalah Cornelius Widodo Utomo dari Widodo Farm Salatiga.

Nantinya, para peserta lokakarya ini akan menjadi fasilitator di komunitas teritorinya masing-masing.

Ketua Pengurus CU Kridha Rahardja Rama Antonius Sumarwan, SJ menjelaskan, lokakarya ini merupakan bagian dari strategi baru CU Kridha Rahardja untuk pemberdayaan komunitas teritori pada tahun 2025. Dan tahun ini, CU Kridha Rahardja ingin memberdayakan komunitas teritori melalui kerangka Aset Based Community Development (ABCD).

“ABCD ini adalah upaya untuk mengembangkan komunitas berdasarkan apa yang sudah dimiliki oleh komunitas. Dan setelah kita melakukan survey kepada anggota, kita temukan bahwa anggota itu punya banyak aset tanaman dan juga hewan. Lalu yang kita lakukan itu adalah tindak lanjut dari strategi pemberdayaan komunitas teritori itu,” kata rama.

Rama Sumarwan menyatakan, lokakarya ini dilakukan di Tempat Pelayanan (TP) Wedi karena dari survey yang dilakukan, ternyata komunitas teritori di TP Wedi ini lebih solid jika dibandingkan dengan TP lain.

“Jadi untuk menggerakkannya itu kita lihat lebih mudah. Dan sebelum lokakarya ini, kita dan juga khususnya Pak Widodo sudah datang ke masing-masing komunitas teritori untuk diskusi dengan mereka, dan untuk menjelaskan tentang apa yang akan kita lakukan. Dan mereka sudah menangkap gambarannya mengenai apa yang akan dikembangkan di komunitas masing-masing,” ujar rama.

Dosen Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta ini mengatakan, setelah melakukan survey, mereka akhirnya memutuskan untuk pengembangan tanaman buah. Dan nantinya juga akan mengembangkan hewan piaraan dari unggas, sapi dan lainnya.

“Dan ini hari ini kita mulai lokakaryanya bagaimana memelihara tanaman dengan baik. Ini tahapan awal. Nanti masih ada seri-seri berikutnya,” tandas rama.

Imam Serikat Jesus itu menambahkan, tujuan lokakarya ini yaitu masing-masing teritori diharapkan mempunyai produk-produk unggulan. Misalnya di satu komunitas teritori itu ada (punya) banyak pohon mangga. Maka, itu akan menjadi produk unggulan komunitas teritori dengan kualitas tinggi.

Nah, yang juga kita pikirkan selama ini, kalau kita memelihara tanaman itu kan berbuahnya ya mengikuti musim. Namun, setelah (lokakarya) yang ini, dan dengan teknologi yang baru, yang dimiliki Pak Widodo itu kita arahkan tanaman khususnya yang bisa berbuah di semua musim. Sehingga harganya lebih tinggi. Tetapi selain itu, setelah proses pendampingan ini harapannya kualitas dari produk itu juga lebih baik, premium. Dan untuk pemasarannya juga bisa lebih ke tempat-tempat penjualan premium,” harap rama.

Sedang Mentor Lokakarya Cornelius Widodo Utomo dalam paparan menyampaikan materi mengenai “Pertanian Dengan Biaya Sangat Rendah”.

Widodo menjelaskan, usaha pertanian dengan biaya sangat rendah ini seringkali mengacu pada sistem pertanian organik JADAM (Jayonul Damun saraMdul, dalam bahasa Korea). JADAM adalah metode pertanian organik dari Korea yang dikembangkan oleh Youngsang Cho.

Prinsip JADAM adalah satu, lakukan seperti yang alam lakukan. Petani harus mengambil pendekatan ilmiah dengan mengamati bagaimana alam bekerja: bagaimana tanaman tumbuh, bagaimana tanah dilindungi, bahkan bagaimana mikroorganisme berinteraksi untuk mencapai lingkungan yang seimbang. Dalam JADAM, rotasi tanaman itu tidak ilmiah.

Dua, manusia dan alam adalah adalah satu. Petani dan alam adalah satu. Tanah dan tanaman tidak jauh berbeda dengan kita. Dengan memandang alam merupakan bagian dari manusia (atau sebaliknya), maka akan timbul rasa menyatu sehingga lebih sayang terhadap alam. Alam yang baik, sehat, maka manusia juga sehat. Alam yang sakit menjadikan manusia sakit.

Tiga, yang baik dan yang buruk adalah satu. JADAM memandang untuk menerima alam apa adanya, baik atau buruk. JADAM berpandangan yang berlebihan itu tidak baik, sehingga diperlukan upaya menjadikannya seimbang,

Dan empat, hidup berdampingan dengan rumput liar atau gulma (weed). Tanaman gulma memiliki kelebihan dalam hal ketahanan, kecepatan tumbuh, kecepatan berkembang biak sehingga sering dianggap sebagai pengganggu tanaman utama.

“JADAM mengingatkan kita untuk mencari manfaat dan kemungkinan pemanfaatan rumput liar, daripada menggunakan energi yang tidak perlu untuk membuangnya. Rumput liar melindungi dan mengembalikan nutrisi ke tanah sambil menarik serangga yang bermanfaat,” ungkapnya.

Widodo menerangkan, JADAM mengembangkan beberapa ramuan baik pupuk, pestisida, fungisida, perekat, dan mikro organisme yang bisa dibuat dengan bahan-bahan dari lingkungan sekitar.

Seperti pertama, JMS (JADAM Microbial Solution) atau mikroorganisme lokal ala JADAM. Larutan ini bisa dibuat dengan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Aplikasi ke tanah bertujuan untuk menambah mikroorganisme tanah sehingga membantu mengembalikan kesuburan tanah.

Kedua, JLF (JADAM Liquid Fertilizer) atau pupuk organik cair ala JADAM. JLF juga mudah dibuat, tidak memerlukan molase, gula, atau mikroorganisme pabrikan, hanya menggunakan serasah daun yang ada di sekitar. Bahan pupuk bisa berasal dari rumput liar, tanaman sisa panen, sisa buah maupun sayur.

Ketiga, JS (JADAM Sulfur) atau pestisida dan fungisida ala JADAM.

Keempat, JWA (JADAM Wet Agent). Surfaktan atau perekat pestisida versi JADAM sehingga pupuk maupun pestisida yang digunakan dapat lebih meresap ke dalam tanaman.

Dan kelima, JNP (JADAM Natural Pesticide). JADAM mengembangkan JNP dengan bahan yang mudah didapat dan memenuhi standar bahan baku organik yang mudah terurai di alam. JNP menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan sebagai pengendali hama.

“Berbagai ramuan dari JADAM ini sudah memenuhi standar dunia. Sudah lolos persyaratan organik. Karena itu, dengan mempraktekkan ini semua, kita bisa mengelola tanaman dengan baik dan menghasilkan buah yang bagus. Dan jangan lupa, dengan usaha ini, kita bisa mempromosikan CU Kridha Rahardja kepada masyarakat luas,” ujarnya.

Peserta Lokakarya praktek membuat mikro organisme dan pupuk organik cair ala JADAM.

Usai menerima materi dari mentor, peserta langsung praktek membuat JMS (JADAM Microbial Solution), JLF (JADAM Liquid Fertilizer), JS (JADAM Sulfur), JWA (JADAM Wet Agent), dan JNP (JADAM Natural Pesticide). Peserta nampak antusias mengikuti pemaparan yang disampaikan oleh mentor ini.

Lokakarya optimalisasi aset peliharaan tanaman dan hewan ini disambut baik oleh para peserta.

“Saya senang mengikuti pelatihan pertanian (lokakarya) pada hari ini. Ada banyak pengalaman-pengalaman yang kami terima. Seperti bagaimana cara membuat mikro organisme dan pupuk organik cair yang sangat sederhana. Ini banyak bermanfaat bagi kami. Kami para petani, khususnya petani kecil, yang menanam sayur, dan juga tanaman padi. Harapan kami kedepannya, supaya kami bisa lebih banyak mendapatkan hasil dari pertanian kami dengan cara pelatihan pada saat ini. Ini yang saya dapatkan pada kesempatan ini,” ungkap Yohanes Sumardi dari Komunitas Teritori Serut Manunggal.

Yohanes Sumardi menyatakan, ilmu yang diperoleh pada lokakarya ini akan ditularkan kepada anggota yang lain.

“Sedapat mungkin (ilmu yang diperoleh di lokakarya ini) akan kami tularkan kepada anggota kami yang ada di teritori kami, dan juga masyarakat di sekitar kami. Kita akan adakan pelatihan-pelatihan, seperti apa yang kami dapat di pelatihan ini. Kegiatan ini sangat positif,” ucap Sumardi.

Penulis: L Sukamta

https://www.wartakita.org/berdayakan-anggota-cu-kridha-rahardja-adakan-lokakarya-optimalisasi-peliharaan-tanaman-dan-hewan-dengan-pendekatan-abcd/

Author Image

Komite Keuangan TP wedi

Artikel Terkait: