Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Diklat

FGD - BERBAGI DALAM PENANGANAN KREDIT LALAI

FGD - BERBAGI DALAM PENANGANAN KREDIT LALAI

Kredit Lalai (KL) secara umum merupakan sebuah kondisi saat peminjam tidak lagi bisa melanjutkan pembayaran atau cicilan utang (angsuran dan balas jasa pinjaman). Hal tersebut bisa terjadi karena peminjam tidak memiliki dana cukup, mengalami pailit, mangkir dalam membayar, dan lain sebagainya.

Jika peminjam semakin lama menunda pembayaran, balas jasa pinjaman yang ditetapkan oleh pihak Credit Union akan semakin naik jumlahnya, sehingga total dana yang harus dibayar oleh peminjam juga akan semakin bertambah. Pinjaman yang semakin besar tersebut akan semakin membebani peminjam hingga akhirnya peminjam tidak mampu mencicil atau melunasinya.

Bagi Credit Union sebagai pemberi pinjaman, kredit lalai akan membuat CU kekurangan dana atau menyebabkan pendapatan operasional dari jasa pinjaman semakin kecil, hal ini berdampak buruk atas jalannya kegiatan usaha yang dilakukan oleh pihak Credit Union.

“Kesempatan ini sangat baik untuk pembelajaran supaya bisa memberi semangat baru dan harapannya angka kredit lalai di CU kita terus mengalami penurunan” ujar Edi Vincensius Petebang, anggota pengurus PUSKOPCUINA saat membuka kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Penanganan Kredit Lalai.

Dok. Poto: PUSKOPCUINA

FGD ini merupakan program kerja TB 2023 oleh Bidang Tata Kelola dan Kepatuhan yang diselenggarakan pada tanggal 30 Januari 2023 melalui zoom meeting yang diikuti oleh 22 CU anggota PUSKOPCUINA. FGD ini difasilitasi oleh Anton Sera’ Sima, wakil ketua pengurus PUSKOPCUINA dan juga wakil ketua CU Sauan Sibarrung dan moderator oleh Ella Agustina, staf sertifikasi bidang Tata Kelola dan Kepatuhan PUSKOPCUINA.

Dalam FGD, fasilitator memaparkan secara lugas dan detil tentang penanganan kredit lalai dan memberikan sharing pengalaman beliau dalam menangani  kredit lalai di CU Sauan Sibarrung.

Dalam diskusi yang terjadi, ada sharing pengalaman dari CU peserta  yang hadir , seperti yang disampaikan oleh Romo Willy Gawe dari CU Gerbang Kasih tentang  perlunya komitmen bersama dalam penanganan KL baik itu yang melibatkan unsur  pengurus, pengawas dan manajemen CU.

Hal senada juga dipertegas dalam sharing yang disampaikan oleh Ferdinandus Otong dari CU Tilung Jaya yang menjelaskan bagaimana proses di CU Tilung Jaya menurunkan angka Kredit Lalai dari sebelumnya sebesar 40% pada tahun 2019 menjadi 28% pada tahun 2022, dengan tim yang dibentuk untuk penanganan KL melibatkan pengurus, pengawas dan manajemen dan pemanggilan untuk anggota yang menunggak yang dilakukan secara berkala.

Pada akhir sesi, moderator menyampaikan  12 catatan dalam kegiatan FGD ini , yaitu :

  1. Kerjasama tim penanganan KL (pengurus,pengawas dan manajemen) yang solid dan konsisten ,
  2. Penanganan KL berdasarkan wilayah (Teritory Management), dimana ada pengurus yang mendampingi pada 1-2 TP,
  3. Melakukan monitoring dan evaluasi dan pengawas di CU secara optimal,
  4. Penting penanaman nilai-nilai CU kepada anggota dalam bentuk pendidikan/pelatihan CU,
  5. Tingkatkan pelatihan Financial Literacy/Melek keuangan untuk mendorong anggota mempersiapkan dana darurat,
  6. Fokus pada peningkatan jumlah anggota (S10) dan peningkatan aset (S11),
  7. Memberikan reward/hadiah pada TP/KC yang berprestasi yang mampu menarik kembali KLPK,
  8. Melibatkan kuasa hukum dalam penanganan KL,
  9. Mengawal dengan baik jangan sampai ada penunggak baru,
  10. Mengawal pinjaman yang dalam jumlah besar,
  11. Melakukan Charge Off sesuai ketentuan di CU,
  12. Pastikan ada sumber dana tetap untuk DCR.

PUSKOPCUINA terus mendorong agar CU melakukan penanganan terhadap kredit lalai melalui kegiatan pelatihan kredit dan pelaksanaan webinar yang bertemakan penanganan kredit lalai. Dalam kesepakatan bersama telah ditetapkan kategori kredit lalai, yaitu: sangat baik, baik, kurang baik, buruk, sangat buruk, sangat buruk sekali, dan kronis.

“Saya senang pertemuan ini dilakukan awal tahun, semoga CU selalu bersemangat karena covid sudah mulai menurun walaupun ada bayang-bayang krisis ekonomi ekonomi tapi perekonomian Indonesia saat ini bertumbuh” penguatan yang disampaikan Edi Vincensius Petebang dalam sambutan sekaligus menutup kegiatan FGD ini.

Ella Agustina - Manajemen PUSKOPCUINA

Share this Post:
Ditulis oleh Ella Agustina
Staf Bidang Tata Kelola & Kepatuhan PUSKOPCUINA yang membidangi Sertifikasi

Artikel Terkait: