Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Berita Internasional

Konferensi Regulator ke-8: Menciptakan Sistem Regulasi CU yang Lebih Kuat

Share:
Konferensi Regulator ke-8: Menciptakan Sistem Regulasi CU yang Lebih Kuat

Sebagaimana yang termuat dalam laporan bulanan ACCU, pada tanggal 18-22 Februari 2025, di Bangkok, Thailand, Association of Asian Confederation of Credit Unions (ACCU) mengadakan Konferensi Regulator Koperasi/Credit Union ke-8 yang diselenggarakan, yang mempertemukan 57 orang delegasi dari 16 negara, yang terdiri dari regulator, pembuat kebijakan, dan pemimpin CU di Asia Pasifik. PUSKOPCUINA sebagai Federasi CU Nasional di Indonesia mengirimkan Agustinus Alibata, Ketua Pengurus PUSKOPCUINA dan RD. Fredy Rante Taruk, Penasihat PUSKOPCUINA dalam kegiatan ini. 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh ACCU bekerja sama dengan Cooperative Promotion Department (CPD) dan Cooperative Auditing Department (CAD) Thailand. 

Dalam konferensi yang ke-8 ini, fokusnya adalah memperkuat kerangka regulasi guna mendorong stabilitas keuangan, tata kelola yang baik, dan pertumbuhan berkelanjutan dalam di credit union.

Konferensi tahun ini mengusung tema, " Asian Credit Union Regulatory Regime: Current Needs and Future Possibilities", menyoroti pentingnya peningkatan regulasi di seluruh Asia. 

Negara di Asia, yakni Korea Selatan telah mengembangkan sistem credit union yang maju dan terintegrasi, namun banyak negara Asia lainnya masih menghadapi tantangan seperti lemahnya pengawasan regulasi, tingginya tingkat kredit bermasalah atau lalai, ketidakstabilan keuangan, dan tata kelola yang kurang efektif.

Dalam sambutan pembukaannya, Pranom Janmai, Penasihat Eksekutif Sementara CPD, menekankan komitmen Pemerintah Kerajaan Thailand terhadap pengembangan koperasi, dengan menyatakan bahwa koperasi berperan penting dalam inklusi keuangan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan nasional. Sementara itu, Suwanee Srisuwan, Wakil Direktur Jenderal CAD, menyoroti pentingnya audit, transparansi, dan disiplin keuangan dalam melindungi kepentingan anggota koperasi.

Best Practices Global dalam Regulasi Credit Union

Salah satu sorotan utama konferensi ini adalah presentasi dari Erin O’Hern, Penasihat Advokasi dan Regulasi Internasional di WOCCU. Ia membagikan praktik terbaik global dalam regulasi Credit Union, menekankan pentingnya kerangka regulasi yang kuat untuk stabilitas keuangan, peran keuangan digital dalam tata kelola koperasi, serta strategi untuk meningkatkan inklusi keuangan. Selain itu, ia menyoroti bagaimana Tahun Internasional Koperasi 2025 dapat menjadi momentum untuk memperkuat advokasi global bagi Credit Union.

Delegasi juga membahas pembaruan regulasi di tingkat regional, dengan presentasi dari Bangladesh, Indonesia, Jepang, Mongolia, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapura, Sri Lanka, dan Timor Leste.

Pembelajaran dari Korea, Jerman, dan Australia

Foto: Shin Yonggiu, Manajer Tim Perencanaan Pengawasan di NACUFOK

Sesi utama dalam konferensi ini menampilkan sistem Credit Union Korea, yang dipresentasikan oleh Shin Yonggiu, Manajer Tim Perencanaan Pengawasan di NACUFOK. Ia menjelaskan bagaimana sistem "One for All, All for One" Korea menjadi model dalam membangun ketahanan, kehati-hatian keuangan, dan transformasi digital di sektor Credit Union.

Dari perspektif Eropa, Reinhold, Direktur Proyek DGRV, berbagi wawasan tentang mekanisme pengaturan mandiri yang telah memperkuat koperasi keuangan di Jerman, serta perannya dalam memastikan stabilitas keuangan dan tata kelola. Sementara itu, Mark Worthington, CEO Australian Mutual Bank, membahas evolusi regulasi di Australia selama satu dekade terakhir, dengan menekankan pentingnya pengawasan berbasis risiko dan kebijakan tata kelola yang kuat untuk menjaga ketahanan dan keberlanjutan sektor Credit Union.

Foto : Mark Worthington, CEO Australian Mutual Bank (melihat laptop)

Komitmen terhadap Reformasi Regulasi dan Pengaktifan Kembali ACCRA

Konferensi ini ditutup dengan komitmen yang kuat terhadap reformasi regulasi, termasuk peningkatan pengawasan, penerapan standar kehati-hatian, dan pengembangan rencana aksi spesifik di masing-masing negara untuk memperkuat tata kelola Credit Union.

Salah satu pencapaian utama dari konferensi ini adalah reaktivasi resmi Aliansi Regulator Credit Union/Koperasi Asia (ACCRA), sebuah inisiatif penting untuk mendorong dialog dan kerja sama berkelanjutan di antara regulator Credit Union di Asia. ACCRA akan menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, praktik terbaik, dan solusi inovatif guna meningkatkan keamanan, stabilitas, dan tata kelola Credit Union di kawasan.

Elenita San Roque, CEO ACCU, menegaskan bahwa kolaborasi antara regulator dan Credit Union sangat penting dalam membangun sektor keuangan yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.

Struktur Kepemimpinan ACCRA yang Baru Terpilih:

  • Presiden: Arjun Prasad Pokharel, Ketua National Cooperatives Regulatory Authority (NCRA) Nepal
  • Wakil Presiden: Altantuul Tsogtsaikhan, Direktur Departemen Koperasi Simpan Pinjam di Financial Regulatory Commission Mongolia
  • Sekretaris: Alexander B. Raquepo, Ketua Cooperative Development Authority (CDA) Filipina
  • Bendahara: Boonyarat Aathanronnarit, Direktur Cooperative Auditing Department (CAD) Thailand
  • Ke depan, ACCU dan para mitranya akan terus mendukung peningkatan regulasi guna memastikan stabilitas keuangan, kepercayaan, dan pertumbuhan berkelanjutan dalam sektor keuangan koperasi di Asia. Dengan mendekatnya Tahun Internasional Koperasi 2025, ACCU dan para anggotanya telah menetapkan panggung untuk advokasi global yang lebih kuat, transformasi digital, dan peningkatan inklusi keuangan—menjamin bahwa koperasi tetap menjadi kekuatan utama bagi pemberdayaan ekonomi dan sosial

Artikel Terkait: