Public Speaking Bagi CU Menjadi Penting
Dikutip dari artikel Betang Asi dengan judul yang sama.
“Kemampuan public
speaking adalah sesuatu yang melekat. Kesulitan dipublic
speaking adalah memastikan apa yang kita sampaikan dipahami dengan baik”
Itulah salah satu ungkapan yang disampaikan oleh Agustinus Alibata
pada Rabu, 4 November 2015 lalu. Dalam rangka Pelatihan Public
Speaking bagian pendidikan dan pelatihan kopdit CU Betang Asi mengundang
Alibata panggilan akrabnya untuk memandu pelatihan.
Sejak pukul 8 pagi hingga 5.30 sore, selama 3 hari (4-6/11) peserta yang
berasal dari TP dan TPK se-kopdit CU Betang Asi mengikuti dengan antusias.
Sebanyak 36 peserta di ajak untuk belajar dan memahami konsep dasar public
speaking, manfaatnya, tujuannya, membuat persiapan, melakukan latihan, membuka
dan menutup pembicaraan, mengatasi rasa takut, unsur dasar public
speaking, menghindari kebiasaan yang tidak perlu, pendekatan public speaking,
teknik berbicara di depan umum dan teknik berkomunikasi cerdas serta efektif.
Tidak hanya teori yang dilakukan. Peserta di minta untuk mempraktekkan teori
yang telah diterima. Alibata yang juga sebagai ketua kopdit CU Pancur Dangeri
ini membagi sesi-sesi pelatihan secara efektif. Masing-masing peserta diminta
untuk memberikan penampilan terbaik selama 10 menit dalam menyampaikan materi.
Materi dibuat mengacu dari pendalaman nilai-nilai CU dan pendidikan dasar. Pria
yang dipercaya sebagai sekretaris BKCUK ini juga mengajak 2 peserta yang lain
memberikan feed back kepada peserta yang tampil sehingga
proses learning by doing berjalan dengan baik. Ada 43 poin penilaian
yang harus diperhatikan oleh peserta praktek. Selingan dengan ice
breaking, contoh-contoh yang membumi disampaikan oleh Alibata berkaitan dengan
dengan materi.
Poin-poin penting ini terangkum dalam lembar observasi. Perlu diperhatikan dan
menjadi catatan penting adalah saat pembukaan dengan menerapkan prinsip GLOSS
dan OFF. Ini adalah akronim dari:
- Get (menciptakan ketertarikan)
- Link (menghubungkan ketertarikan dengan topik)
- Outcome (menjelaskan target yang diharapkan)
- Structure (sistematika urutan yang dibicarakan)
- Stimulation (mendorong peserta teribat aktif dalam proses).
Sedangkan OFF adalah
- Outcome (kemukakan hasil yang dapat dicapai)
- Feedback (umpan baik atas ketertarikan peserta)
- Future (hubungkan topic dan pembicaraan yang ada dengan kegiatan dan tindak lanjut ke depan.
Pelatihan yang dipusatkan di aula lantai-3, kopdit CU betang Asi dibuka secara
resmi oleh Bambang Mantikei sebagai Wakil ketua-1. Peserta diikuti oleh
Eni | Andri | Lono Saputra | Jonly S | Julianson | Yusak |
Navilla | Maria Candida | Rizki | Lisa | Jimy | Arintus |
Maria Fransiska | Salvina | Herie U | Tri Septiani | Sipendi | Rama |
Litra | Aeroporto | Daud | Cerdi | Yupersi | Prasetya Hardika |
Fetri Wahyuni |
Firman |
Julison |
Erikson |
Bernadus Hendi |
Hendro Hadiwinoto |
Martha T |
Haga |
Randy Putra Kelana |
Lolie | David Dibiciang |
Rokhmond Onasis |
Dalam penutupan terungkap bahwa hasil pelatihan sangat memuaskan.
Menurut Yoyo, ia sangat terkesan dan mendapatkan ilmu yang luar biasa dan lebih
tahu alur public speaking. Sedangkan menurut Salvina saat pelatihan
ia belajar untuk berani tampil di depan umum walaupun ia termasuk orang
yang pemalu dan kurang PD.
Hal senada ditekankan oleh Erikson, ia mengungkapkan bahwa seluruh materi yang
telah disampaikan akan berguna di lapangan. Konsep GLOSS dan OFF sangat
bermanfaat dan ia berharap dapat berlanjut lebih baik ke depan.
Penutupan ditandai dengan pemberian sertifikat kepada perwakilan peserta. Acara
ditutup secara resmi oleh manajer diklat dan litbang kopdit CU Betang Asi,
Yohanes Changking. Ia berharap pelatihan ini dapat berkembang bagi CU dan
bagi anggota.