Pengumuman:
Jam Kerja PUSKOPCUINA Senin s.d. Jumat pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB, Efektif Per 4 Maret 2024

Berita PUSKOPCUINA

Integrasi Dari Tujuan Pembangunan Sosial dan Jaringan Credit Union

Integrasi Dari Tujuan Pembangunan Sosial dan Jaringan Credit Union

Oleh : Serapina Serapin dan Erowin


Mengutip perkataan Diana Ross yang berkata,

“Perjalananku hari ini membawa kemana aku pergi. Kadang-kadang langkah terasa menyakitkan, menyulitkan, tetapi ahirnya membawaku kepada kebahagiaan dan kesempatan yang lebih besar”.

Perjalanan (baca : pembelajaran) yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan ide dan pikiran yang lebih luas dan lebih baik dengan membaurkan diri dengan lingkungan baru dan suasana yang berbeda sehingga mendapatkan pengalaman baru dan pelajaran hidup yang tidak akan kita temukan jika kita tetap berada di zona nyaman kita. Kami berdua akan berbagi tentang pengalaman Workshop Development Educators Angkatan 17, dilaksanakan oleh ACCU, Bangkok Thailand pada tanggal 3 sd 9 Desember 2014.

Peserta sebanyak 35 orang yang berasal dari  6 negara yaitu Philipina, Nepal, Bangladesh, Indonesia, Laos, dan Thailand. Dari Indonesia, Puskopdit BKCU Kalimantan berkesempatan untuk menjadi peserta DE Angkatan 17, Erowin (Deputy) dan Serapina Serapin (Manager Organisasi).  Workshop yang difasilitasi oleh Ms. Elenita V. San Roque, Chief Executive Officer ACCU dan Mr. Ranjith Hettiarachchi, Myanmar Project Manager/Chief of Technical Team terasa menyenangkan, nyaman, bersahabat namun serius dalam belajar, berdiskusi, bermain dan presentasi.

9 (sembilan) isu yang dibahas melalui presentasi fasilitator, group dan individu yaitu;

  1. Are you a Good Leader?
  2. Why do Cooperatives Fail as Cooperatives?
  3. Poverty in the World
  4. Succession Planning
  5. Keep the Cooperative Candle Burning
  6. Crossing Generation
  7. The Fundamentals of Exceptional Governance
  8. Savings: Your Key to Success
  9. The Micro Debt

Selain 9 isu tersebut, Workshop DE angkatan 17 ini juga mengangkat isu baru yaitu Integration of Credit Union network and social development goals. Bagaimana aktivis melihat perkembangan CU di tingkat Asia secara kasat mata maupun melalui analisis lebih dalam. Bukan hanya melihat besarnya jumlah aset dan anggota dari sisi angka, tetapi sekaligus merenungkan dan mengevaluasi CU kita masing-masing, apakah benar CU telah tepat berdiri bagi anggotanya,  menolong anggotanya untuk semakin memperbaiki kehidupannya baik secara fisik dan moral seperti dalam Misi Sejati Credit Union. 

Aktivis harusnya saling bekerjasama, bahu membahu dalam mengembangkan dan memperkuat CU,

layaknya seperti “atom” yang menyatu, kuat dan fokus yang terintegrasi dalam kekuatan jaringan Credit Union baik lokal sampai pada tingkat Asia dalam menghadapi permasalahan terutama mengangkat kemiskinan dalam masyarakat sehingga mereka dapat hidup lebih layak melalui Credit Union.

Itulah tujuan sosial yang ingin dicapai.

Selama kegiatan workshop, peserta dibagi dalam 5 kelompok, yaitu

  1. The Walkie Talkies Group
  2. Jolly Group
  3. 7 Stars Group
  4. U Group
  5. Dreamers Group

Tiap kelompok memiliki yel-yel sebagai pemberi semangat dan didampingi oleh mentor yaitu Ms. Elenita V. San Roque, Chief Executive Officer ACCU,  Ms. Kruewan Chonlanai,  Chief of the Interlending Department Credit Union League of Thailand, Mr. Dindo A. Meroy, Training and Development Office, Mr. Choua Va Xiong, Project Manager in Laos dan Ms. Atty Gloria G. Futalan, Vice-Chair and Immediate Past Chairman SUCC Philipina. Mereka semua sangat paham dalam mendampingi peserta untuk membahas Isu-isu secara sekaligus memberikan tips-tips menyampaikan presentasi. 

Bagian yang paling menantang dan membuat peserta deg-degan adalah ketika harus presentasi. Persiapan presentasi dilakukan tiap kelompok diruangan yang berbeda dan didampingi oleh mentor masing-masing. Presentasi juga tidak boleh menggunakan laptop dan peserta hanya boleh memaksimalkan penggunaan alat peraga yang tersedia.

 

Presentasi 1- Individu

Presentasi individu pertama dilakukan dalam group selama 5 menit per orang dihadapan mentor dan anggota kelompok. Materinya adalah isu yang telah disiapkan untuk tiap peserta.  

Pengalaman Serapina :


menarik, isu yang saya angkat adalah

Why do Cooperatives Fail as Cooperatives?

Saya langsung teringat dengan kondisi gerakan CU BKCU Kalimantan dan di Indonesia. Isu tersebut sangat cocok sebagai permenungan atas praktek yang terjadi selama ini. Masih banyak CU yang memiliki kebijakan dan praktek tidak sejalan dengan Misi Credit Union, CU lebih mementingkan sisi bisnis dan terbatas pada simpan pinjam. Tata kelola CU yang kurang dipahami dengan baik oleh Pengurus dan Pengawas, pemahaman dan pengetahuan anggota tentang CU tidak memadai karena kurangnya pendidikan, sehingga tak jarang anggota datang/bergabung dengan CU tujuannya hanya untuk meminjam.  Kredit lalai yang tinggi terjadi akibat kebijakan dan analisis kredit yang keliru kepada calon peminjam. Sistem yang keliru itu harus diperbaiki. Dalam waktu 4,8 menit, pesan yang ingin disampaikan dalam presentasi terlaksana dengan baik.

Pengalaman Erowin:  


mengangkat isu

Keep the Cooperative Candle Burning”

yang berbicara tentang bagaimana Credit Union menjaga hubungannya dengan anggota. Kondisi saat ini, banyak anggota merasa bahwa Credit Union hanya dimiliki oleh Pengurus, Pengawas, dan Manajemen. Credit Union dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Artinya bahwa kepemilikan Credit Union ada dianggota. Ketidaktahuan anggota terhadap kepemilikan Credit Union dapat disebabkan karena relasi yang masih belum optimal antara Pengurus, Pengawas, dan manajemen sebagai pengelola dengan anggota. Rasa memiliki anggota terhadap Credit Union perlu ditumbuhkembangkan oleh pengelola, agar anggota merasa bertanggungjawab untuk ikut mengawal keberlanjutan Credit Union.

Dalam materi presentasi ini menyebutkan beberapa langkah untuk membangun hubungan yang baik dengan anggota, seperti membangun komunikasi dengan anggota secara terus menerus, memberikan pelatihan kepada anggota, mempromosikan produk pelayanan yang dimiliki oleh Credit Union kepada anggota, dan  memotivasi anggota untuk menumbuhkan loyalitasnya terhadap Credit Union. Dengan tumbuhnya loyalitas anggota terhadap Credit Union akan membuat anggota merasa memiliki Credit Union. Dengan demikian Credit Union dapat menjadi lilin yang memberikan terang bagi anggotanya.

 

Dalam presentasi pertama dalam grup kecil ini, saya mampu menyampaikan pesan dengan menitikberatkan pada pentingnya pendidikan kepada anggota secara terus menerus, sebagaimana yang telah dihayati oleh gerakan Puskopdit BKCU Kalimantan bahwa

Credit Union dimulai dari pendidikan, berkembang melalui pendidikan, dikontrol oleh pendidikan, dan bergantung pada pendidikan.

Pendidikan dapat mengubah paradigma berpikir orang yang berfokus pada prinsip kebenaran, bukan sekedar prinsip keuntungan untuk diri sendiri. Saya lebih menekankan bagaimana dampak pendidikan terhadap kelangsungan Credit Union. Pengalaman pertama presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris dihadapan peserta yang memang fasih berbahasa Inggris cukup membuat saya ragu. Jujur saja kosakata bahasa Inggris yang saya miliki sangat terbatas. Namun dengan semangat yang saya miliki, saya mampu mengalahkan rasa ragu itu dengan memanfaatkan waktu 4 menit.

 

Presentasi 2 - Group

Serapina:


Presentasi kedua adalah presentasi bersama The Walkie Talkies Group di hadapan seluruh peserta. Dalam waktu 15 menit kami menyampaikan isu group. Sekali lagi saya bersyukur karena isu yang dibahas oleh kelompok  kami untuk dipresentasikan adalah isu yang saya angkat dalam presentasi individu yaitu Why do Cooperatives Fail as Cooperatives?. Melalui tehnis “partisipasi-talkshow ” seluruh anggota group ambil bagian dalam menjelaskan berbagai penyebab kegagalan koperasi. Secara singkat penyebab gagalnya CU terkait dengan Tata Kelola yang belum sehat, Modal lembaga yang kecil, Penyimpangan dari Misi Sejati CU, Pendidikan yang kurang, dan Kredit Lalai yang tinggi.

 

Erowin :


bersama Dreamers Group-nya mempresentasikan isu Crossing Generation. Isu ini membahas tentang bagaimana Credit Union dapat merekrut generasi muda sebagai anggota dengan memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang tersedia saat ini. Untuk merekrut generasi muda, tidak sekedar melalui cara-cara konvensional namun harus dilakukan dengan pemanfaatan berbagai teknologi informasi yang ada saat ini. Credit Union dapat mempromosikan produk dan pelayanannya melalui website, jejaring sosial, atau media-media yang digemari generasi muda. Isu ini juga mengangkat pentingnya pendidikan kecakapan keuangan bagi generasi muda agar pemanfaatan uang mereka menjadi lebih terencana dan tepat guna. Dalam presentasi oleh grup ini, Dreamers Group yang diwakili oleh Roney Jone Gandeza dari BBCCC, Filipina yang dibantu oleh anggota tim mampu memanfaatkan waktu yang diberikan oleh fasilitator.

 

Presentasi 3 - Individu

Presentasi ketiga kembali dilakukan secara individu selama 3 menit, dihadapan fasilitator, mentor dan seluruh peserta. Materi yang disampaikan dapat diambil dari seluruh isu dan materi yang tersedia. Untuk mempersiapkan presentasi, kami diberikan waktu 2 jam. Kali ini saya diminta mentor untuk mempresentasikan pentingnya pengetahuan dan penerapan Financial Literacy bagi anggota Credit Union dan Erowin masih setia mempresentasikan issu Keep the Cooperative Candle Burning. Berbekal percaya diri untuk tampil di hadapan peserta, kemampuan untuk memfasilitasi, kemampuan bahasa inggris yang terbatas dan beruntung telah mendapatkan ilmu serta mulai menerapkan Financial Literacy, kamipun mampu menghayati dan menyampaikan presentasi dalam waktu 2, 9 menit.

 

Pada akhir kegiatan tanggal 8 Desember 2014, dalam sesi penutupan, kami saling berbagi kesan selama workshop. Bermain bersama, kerja bersama, tertawa bersama, saling menguatkan, saling membantu dan saling belajar dari satu yang lain membuat kami seperti  keluarga dalam workshop DE angkatan 17, kelas istimewa selamanya.

Terima kasih tim ACCU, teristimewa Mam Leni dan Sir Ranjith yang telah memberikan pencerahan, motivasi, ilmu, inspirasi dan dorongan untuk terus memperjuangkan gerakan CU. Terima kasih juga untuk mentor; Mam Glo, Mam Kruewan, Sir Dindo dan Sir Coa yang dengan penuh perhatian serta kesabaran sehingga workshop sukses. Setelah dilantik sebagai DE, kami merasa sangat istimewa. Ada perasaan dan semangat yang berbeda yang ingin terus diperjuangkan, apalagi kami ditekankan untuk menjalankan Ethical Compass of a Development Educator yang menekankan pada implementasi integritas, disiplin, akuntabilitas, kepemimpinan dan penghayatan yang kuat terhadap Misi Sejati CU.

Kini kami bergabung dalam 535 orang DE di ACCU yang siap memperkuat gerakan Credit Union, dimanapun mereka berada. Terima kasih yang tak terhingga kami haturkan untuk Puskopdit BKCU Kalimantan yang telah memberikan kesempatan untuk belajar sehingga dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan CU di BKCU Kalimantan.


Salam Solusi Cerdas Terpercaya..!!

Share this Post:

Artikel Terkait: