Lokakarya BCP Credit Union Angudi Laras
Business Continuity Plan (BCP) adalah salah satu strategi Credit Union “Angudi Laras” (CUAL) dalam menghadapi krisis. Untuk itu, Pengurus – Pengawas – beserta segenap manajemen Koperasi Credit Union (CU) Angudi Laras Purworejo mengadakan Lokakarya di Gedung OJK (Omah Jo Kmenthus), Jl. Suryo Kusuman No.17, Ngupasan, Pangenjurutengah, Kec. Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah 54114. Lokakarya dilaksanakan selama 2 hari (12 – 13 Febr. 2024). Acara dibuka oleh Ketua Pengurus CUAL, Pdt. Lukas E. Sukoco,, ,M.Th. Ia menegaskan: "Pada dasarnya kegiatan BCP adalah mengidentifikasikan masalah dan membuat kebijakan cepat dalam menghadapi masalah tersebut, serta membuat dokumennya." Sementara, Lokakarya difasilitasi oleh Maria CH, STP. " Ya, Sebagai sebuah strategi, BCP merupakan proses penyusunan sistem preventif dan kuratif dalam rangka mengurangi atau mencegah dampak terjadinya krisis terhadap aktivitas bisnis yang normal" Ungkap Maria Ch., . BCP menekankan pada bagaimana menanggapi krisis. Adapun krisis yang dimaksud adalah bencana alam, bencana kemanusiaan seperti: peperangan, krisis moneter, krisis politik, krisis keamanan cyber, krisis Kesehatan global, dsb..
Tujuan dan fungsi Business Continuity Plan (BCP) adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut pada operasional organisasi dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu. Fungsi BCP juga adalah membantu memperkecil biaya yang berhubungan dengan peristiwa yang mengganggu tersebut dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan itu. Sebelum menyusun BCP, kami memperhatikan ruang lingkup yang kemungkinan terdampak oleh krisis. Adapun ruang lingkup tersebut adalah: Sumber Daya Manusia, Proses Bisnis, Lokasi Bisnis, Teknologi /tools yang menunjang.
-
Langkah-langkah yang kami lakukan dalam Lokakarya BCP adalah membuat : (1). Risk assessment, yakni menganalisis risiko terdampak menggunakan ruang lingkup risiko. Kemudian membuat (2).Business Impact Analysis yaitu proses menentukan dan mendokumentasikan dampak bisnis dari gangguan terhadap kegiatan yang mendukung produk dan layanan utama. Dampak bisnisnya dapat berupa revenue dan non-revenue (stakeholder/pelanggan, regulasi dan reputasi). Ini menghasilkan daftar krisis aplikasi pada IT, krisis pada fasilitas, krisis proses bisnis pada customer service dan business support. Metodenya adalah membuat daftar seluruh sistem atau fasilitas atau aktivitas, lalu menentukan tingkat dampak (high, low, medium) dan jangka dampak (long dan short), dan terakhir menentukan sistem aplikasi atau aktivitas kritis. Kemudian membuat (3).Perencanaan, meliputi rencana alternatif yang dapat diimplementasikan saat krisis. Rencana juga meliputi proses kebijakan yang dibentuk dan dilakukan secara komprehensif dan mencakup semua bisnis mulai dari proses hingga keuangan. Perencanaan ini bersifat parsial, artinya hanya unit tertentu yang terdampak misalnya marketing, keuangan, atau people management. Selain itu juga melakukan (4). Testing dan audit. Artinya setelah BCP disusun, BCP juga harus diuji coba dengan mengimplementasikan langsung pada situasi krisis. Setelah diimplementasi, perusahaan juga perlu melakukan audit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif strategi yang dijalankan.
.
Dalam dokumen BCP 2024 kali ini, kami mengutamakan dan mencermati pada ancaman (a). TSUNAMI, (b).ISU-ISU NEGATIF tentang CUAL, serta (c).BCP SISTEM IT DOWN- yaitu ancaman bila sistem "Information Technology" terganggu. Seluruh peserta Lokakakarya Business Continuity Plan (BCP) Koperasi Credit Union (CU) Angudi Laras sepakat untuk lebih dulu membuat dokumen BCP SISTEM IT. DOWN sebagai yang paling crusial , dan perlu diprioritaskan untuk dibuat Business Continuity Plan-nya. "Ya, ini memang tidak mudah. Tapi mari belajar bersama untuk membuat dokumen ini," tambah Ketua CU Angudi Laras Purworejo.